Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) SNBT 2025 adalah salah satu seleksi untuk calon mahasiswa masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pilihan.
Para peserta biasanya telah bersiap untuk UTBK SNBT dengan mengikuti bimbingan belajar atau belajar secara mandiri selama berbulan-bulan. Namun, akhir-akhir ini muncul banyak bukti yang menunjukkan adanya peserta yang melakukan kecurangan untuk lolos UTBK, atau bahkan untuk mencari keuntungan pribadi.
Sejak dilaksanakannya Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) pada 23 April 2025 kemarin, Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) menemukan beragam laporan kecurangan. Seperti diketahui Pelaksanaan tes masuk perguruan tinggi digelar sejak 23 April dan berakhir pada 3 Mei. Sedikitnya, ada 14 kasus kecurangan peserta dengan beragam modus dan perangkat yang digunakan.
Adapun modus kecurangan UTBK yang terjadi di tahun 2025 antara lain yaitu :
- Skema kecurangan sistemik oleh lembaga bimbingan belajar (LBB) di Yogyakarta yang memobilisasi peserta ujian untuk mengikuti sesi awal guna memotret dan mengingat soal, kemudian membekali peserta di sesi akhir dengan informasi tersebut.
- Penggunaan teknologi canggih, seperti perekaman layar komputer, remote desktop untuk mengakses komputer peserta dari jarak jauh, serta kamera mikro tersembunyi di tubuh atau pakaian peserta untuk mengirim soal ke pihak luar secara real-time.
- Penggantian foto asli dengan foto joki dan pemalsuan dokumen seperti KTP dan ijazah untuk memanipulasi identitas peserta.
- Pencurian identitas peserta lain, seperti kasus di Universitas Padjadjaran (Unpad) di mana seorang peserta mencatut identitas mahasiswi dari kampus lain
- Jaringan joki antarprovinsi, termasuk keterlibatan mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai joki dalam skandal perjokian UTBK
Panitia SNPMB menyebut kasus ini sudah masuk ranah kriminal dan akan diserahkan ke aparat penegak hukum untuk penyelidikan lebih lanjut. Sanksi tegas bagi pelaku kecurangan meliputi pembatalan hasil UTBK, diskualifikasi permanen dari jalur masuk PTN melalui SNPMB, pelaporan ke sekolah asal, dan kemungkinan proses hukum pidana jika kecurangan dilakukan secara terstruktur.
Kecurangan UTBK SNBT 2025 di Indonesia menjadi isu besar dengan berbagai modus yang semakin canggih dan terorganisir, melibatkan lembaga bimbingan belajar, pegawai kampus, joki, dan peserta. Penyelidikan dan tindakan hukum sedang berjalan untuk menjaga integritas seleksi masuk perguruan tinggi negeri.
Dari perspektif sosiologi hukum, fenomena ini dapat dianalisa sebagai berikut :
- Kecurangan UTBK merupakan pelanggaran terhadap norma hukum formal yang mengatur seleksi masuk perguruan tinggi. Penegakan hukum yang tegas, termasuk diskualifikasi peserta dan kemungkinan proses pidana, merupakan upaya untuk menjaga supremasi hukum dan keadilan dalam sistem pendidikan
- Kecurangan ini mencerminkan adanya ketimpangan sosial-ekonomi, di mana akses terhadap jasa joki, teknologi canggih, dan lembaga bimbingan belajar tertentu menjadi alat untuk memperoleh keuntungan tidak adil. Hal ini menunjukkan bagaimana kelas sosial dan akses sumber daya dapat mempengaruhi perilaku menyimpang dalam masyarakat
- Keterlibatan pegawai perguruan tinggi dan lembaga bimbingan belajar menandakan lemahnya pengawasan dan integritas institusi pendidikan. Hal ini mengindikasikan perlunya penguatan mekanisme kontrol sosial dan etika profesional dalam institusi pendidikan tinggi.
- Modus kecurangan yang semakin inovatif, seperti penggunaan kamera mikro tersembunyi dan remote desktop, menunjukkan adaptasi pelaku terhadap teknologi modern untuk mengelabui sistem. Ini menggambarkan dinamika sosial yang kompleks dalam interaksi antara teknologi, hukum, dan perilaku manusia
Secara keseluruhan, kecurangan UTBK 2025 menjadi fenomena sosial yang mencerminkan ketegangan antara norma hukum dan realitas sosial, serta menuntut respons hukum yang efektif dan perubahan sosial yang mendalam untuk menjaga keadilan dan integritas pendidikan di Indonesia.
Sumber :
https://www.tempo.co/hukum/kesaksian-mantan-pemain-sirkus-oci-dibawa-sejak-kecil-tak-punya-identitas-1233973
https://fakta.com/hukum/fkt-24419/cerita-lara-eks-pemain-sirkus-oci-disiksa-pakai-setrum-gajah
Dorong Penyelesaian Kasus Dugaan Kekerasaan Mantan Pemain Sirkus secara Kekeluargaan