Istri Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto, mengalami pengadangan di tengah jalan saat dalam perjalanan menuju Jakarta, untuk meminta bantuan hukum dari pengacara Hotman Paris.
Tim Hukum Hotman Paris, Putri Maya Nurmanti, mengungkapkan bahwa istri Lusiyanto serta istri Brigadir Petrus awalnya sudah berangkat menuju Jakarta. Namun, dalam perjalanan mereka dipaksa untuk kembali. “Tadi malam, ibu Kapolsek (Anumerta) dan istri almarhum Pak Petrus sudah dalam perjalanan menuju Jakarta. Namun, di tengah jalan mereka dipaksa kembali,” ujar Putri dalam konferensi pers di Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada hari Selasa (25/Maret/2025).
Putri menambahkan bahwa penghadangan dilakukan oleh sejumlah oknum polisi dari Polsek Buay Madang. Oknum tersebut meminta agar kedua istri korban tidak melanjutkan perjalanan ke Jakarta dengan alasan bahwa Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan berkunjung ke Lampung pada hari Rabu 26/Maret/2025.
Meskipun sempat melanjutkan perjalanan, keduanya kembali dicegat oleh oknum anggota Polsek Waadang hingga akhirnya terpaksa pulang ke rumah.
Sampai pagi ini, rumah kedua korban dijaga ketat oleh aparat kepolisian, padahal sebelumnya tidak pernah ada penjagaan serupa. Akibatnya, hanya kakak kandung dan anak Lusiyanto yang bisa hadir di Jakarta untuk bertemu Hotman Paris dan menyuarakan tuntutan keadilan atas kematian Lusiyanto dan dua anggotanya. Seperti diketahui, insiden penembakan yang menewaskan tiga anggota polisi terjadi saat mereka menggerebek lokasi judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, pada hari Senin (17/Maret/2025).
Ketiga korban yang gugur dalam tugas tersebut adalah Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta. Mereka diduga ditembak oleh dua oknum anggota TNI, yaitu Peltu Lubis yang menjabat sebagai Dansubramil Negara Batin dan Kopka Basarsyah dari Subramil Negara Batin.
Parwati, kakak almarhum AKP Anumerta Lusiyanto, turut menyuarakan kekecewaannya dalam konferensi pers bersama Hotman Paris.
Ia menegaskan bahwa keluarga telah menunggu selama sembilan hari untuk penetapan tersangka, tetapi hingga kini belum ada kejelasan dari pihak kepolisian. “Tolong, Pak! Saya menuntut keadilan untuk adik saya, saya ingin keadilan yang seadil-adilnya,” ujar Parwati dengan penuh emosi. Ia juga mengungkapkan bahwa pengabdian adiknya sebagai polisi tidak perlu diragukan lagi. Namun, setelah gugur dalam tugas, justru muncul tuduhan bahwa Lusiyanto menerima setoran dari perjudian sabung ayam. “Setelah gugur, malah difitnah dengan berbagai tuduhan,” lanjutnya.
Sumber: