Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pada 6 Januari 2025, kini menuai pro dan kontra di masyarakat. Inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi masalah gizi buruk di kalangan anak-anak, namun banyak kritik muncul terkait kualitas makanan, distribusi, dan alokasi anggaran.
Sebanyak 59% responden dalam survei menyatakan ketidaksetujuan terhadap program ini, khawatir akan penyalahgunaan dan efektivitasnya. Beberapa siswa mengeluhkan makanan yang disajikan tidak sesuai harapan, seperti rasa yang hambar dan kurangnya variasi.
Di sisi lain, pendukung program berargumen bahwa MBG merupakan langkah positif untuk membantu keluarga kurang mampu. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai kekurangan dalam pelaksanaan program adalah hal wajar dan berjanji akan melakukan evaluasi lebih lanjut.
Kritik juga datang dari pengamat kebijakan publik yang menyoroti kurangnya transparansi dalam pengelolaan anggaran sebesar Rp 71 triliun yang dialokasikan untuk program ini. Masyarakat berharap agar pemerintah memperbaiki pelaksanaan MBG agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi anak-anak di seluruh Indonesia.