Australia Meminta Penjelasan China Terkait Peningkatan Aktivitas Militer

Author PhotoMhd Rizky Andana Saragih, S.H
01 Jun 2025
images (4)

Pemerintah Australia secara resmi meminta penjelasan dari China terkait peningkatan kekuatan militer atau “build up” yang dilakukan Beijing dalam beberapa waktu terakhir. Permintaan ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, dalam forum Dialog Pertahanan Shangri-La yang digelar di Singapura pada Sabtu, 31 Mei 2025.

 

Richard Marles menegaskan bahwa Australia sangat membutuhkan transparansi dan komunikasi yang terbuka dari China mengenai pengembangan kekuatan militer serta latihan-latihan militer yang dilakukan. Menurut Marles, China merupakan mitra strategis Australia, sehingga keterbukaan akan memperkuat hubungan bilateral dan mengurangi ketegangan di kawasan.

 

“Melihat pertumbuhan militer China yang pesat tanpa adanya kepastian strategis dan transparansi, hal ini menjadi perhatian serius bagi Australia. Kami berharap China dapat memberikan informasi yang jelas mengenai maksud dan tujuan latihan serta pengembangan militernya,” ujar Marles.

 

Permintaan ini muncul menyusul latihan militer yang dilakukan oleh tiga kapal perang China di perairan internasional dekat Tasmania pada Februari 2025. Latihan tersebut memicu keprihatinan Australia dan Selandia Baru karena dilakukan tanpa pemberitahuan yang memadai dan mengganggu jalur penerbangan komersial di wilayah tersebut.

 

Meski mengakui bahwa latihan militer China tersebut dilakukan sesuai dengan hukum internasional, Marles menilai bahwa keterbukaan dari China dapat mengurangi dampak gangguan terhadap kepentingan Australia. Ia juga menyatakan bahwa militer Australia mampu memantau kegiatan kapal-kapal perang China secara dekat dan memahami tujuan latihan tersebut.

 

Peningkatan aktivitas militer China ini dinilai sebagai bagian dari upaya Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) untuk mengembangkan Angkatan Lautnya menjadi “Blue Water Navy” yang mampu beroperasi di seluruh samudera, setara dengan kekuatan Angkatan Laut Amerika Serikat dan Inggris.

 

Sebagai respons, Australia tengah meningkatkan kemampuan pertahanannya, termasuk pengembangan sistem peluru kendali dan rencana operasional armada kapal selam nuklir yang akan dibangun dengan bantuan Amerika Serikat. Proyek kapal selam nuklir ini merupakan investasi pertahanan terbesar Australia dan dijadwalkan mulai beroperasi pada awal 2032.

 

Sementara itu, pemerintah China menuduh aliansi pertahanan AUKUS yang melibatkan Australia, Amerika Serikat, dan Inggris telah memicu perlombaan senjata di kawasan Asia Pasifik. Namun, Australia menegaskan bahwa upaya peningkatan pertahanan tersebut merupakan langkah untuk menjaga stabilitas dan keamanan regional.

 

Permintaan transparansi dari Australia ini menandai ketegangan yang terus berlangsung antara kedua negara terkait isu militer dan keamanan, sekaligus menunjukkan pentingnya dialog terbuka untuk menghindari konflik di kawasan yang strategis tersebut.

 

Sumber

 

https://www.kompas.id/artikel/australia-desak-china-transparan-soal-kekuatan-militernya/amp

 

https://www.uts.edu.au/news/2025/04/australias-china-policy-in-the-lead-up-to-the-2025-federal-election

 

https://www.reuters.com/business/aerospace-defense/australias-defence-minister-urges-greater-military-openness-china-2025-05-31/

 

https://www.uts.edu.au/news/2025/04/framing-the-future-australias-china-policy-in-the-lead-up-to-the-2025-election

Artikel Terkait

Rekomendasi