Tantangan Baru Dalam Kriminologi Modern

Author PhotoEmelie Benigen
08 Dec 2024
PasPhoto2023

Tantangan Baru dalam Kriminologi Modern

Di era digital, kejahatan siber (cybercrime) telah menjadi salah satu isu utama dalam studi kriminologi. Kasus-kasus seperti pencurian identitas, peretasan, dan penipuan online menunjukkan bahwa pelaku kriminal kini memanfaatkan teknologi untuk melancarkan aksinya. Kejahatan ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga perusahaan besar, bahkan negara. Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah serangan ransomware (WannaCry) pada tahun 2017, yang memengaruhi ratusan ribu sistem komputer di seluruh dunia.

Kasus: Serangan Ransomware WannaCry (2017)
Serangan WannaCry adalah salah satu kasus kejahatan siber terbesar yang pernah terjadi. Berikut adalah penjelasan detail tentang kasus ini:

Kronologi Kejadian
Pada Mei 2017, virus komputer jenis ransomware bernama WannaCry menyerang sistem komputer di lebih dari 150 negara. Ransomware ini bekerja dengan mengenkripsi file di komputer korban dan meminta tebusan berupa Bitcoin untuk membuka aksesnya. Korban yang tidak membayar kehilangan akses permanen ke file mereka.

Dampak Global

WannaCry memengaruhi sektor penting, seperti rumah sakit, perusahaan logistik, dan sistem transportasi.
Di Inggris, beberapa rumah sakit terpaksa membatalkan operasi karena tidak dapat mengakses data pasien.
Diperkirakan, serangan ini menyebabkan kerugian ekonomi hingga miliaran dolar.
Cara Kerja Pelaku
Serangan WannaCry memanfaatkan celah keamanan pada sistem operasi Windows yang belum diperbarui. Malware ini menyebar secara otomatis ke komputer lain dalam jaringan, mempercepat skala penyebarannya.

Tersangka
Berdasarkan investigasi, serangan ini dikaitkan dengan kelompok peretas Lazarus, yang diduga memiliki hubungan dengan Korea Utara. Namun, kompleksitas kejahatan siber sering membuat pelaku sulit dilacak atau diadili.

Tantangan dalam Penanganan Kejahatan Siber
Kasus seperti WannaCry menunjukkan beberapa tantangan utama dalam menangani kejahatan siber:

Anonimitas Pelaku
Teknologi seperti VPN dan mata uang kripto memungkinkan pelaku untuk menyembunyikan identitas mereka, membuat penegakan hukum menjadi sulit.

Kecepatan Penyebaran
Kejahatan siber dapat terjadi secara instan dan menyebar ke berbagai wilayah tanpa batas geografis, berbeda dengan kejahatan tradisional.

Kekurangan Ahli Digital Forensik
Tidak semua negara memiliki ahli forensik digital atau infrastruktur untuk menangani serangan siber.

Kerjasama Internasional
Karena kejahatan siber bersifat lintas negara, diperlukan kerjasama internasional untuk melacak dan menangkap pelaku. Namun, perbedaan hukum antarnegara sering menjadi hambatan.

Langkah Pencegahan dan Penanggulangan
Kriminologi modern menawarkan berbagai pendekatan untuk mencegah dan menangani kejahatan siber:

Edukasi Masyarakat
Pengguna internet perlu diedukasi tentang pentingnya keamanan siber, seperti menggunakan kata sandi yang kuat, memperbarui perangkat lunak, dan berhati-hati terhadap tautan mencurigakan.

Penguatan Sistem Keamanan
Perusahaan dan lembaga publik harus berinvestasi dalam teknologi keamanan siber, termasuk firewall, enkripsi data, dan pemantauan jaringan secara real-time.

Hukum dan Regulasi
Pemerintah perlu memperbarui undang-undang untuk mengatur aktivitas siber, termasuk memperketat aturan terkait penggunaan mata uang kripto.

Kerjasama Global
Organisasi internasional seperti INTERPOL dan UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime) memainkan peran penting dalam memfasilitasi kerjasama antarnegara untuk menangani kejahatan siber.

Kesimpulan
Kasus WannaCry adalah contoh nyata bagaimana teknologi dapat menjadi alat kejahatan yang sangat merugikan. Dalam konteks kriminologi, kejahatan siber seperti ini menantang pendekatan tradisional dan membutuhkan adaptasi serta inovasi dalam sistem hukum dan penegakan keadilan. Dengan upaya kolektif, baik dari individu, perusahaan, hingga negara, kita dapat memperkuat pertahanan terhadap ancaman digital di masa depan.

Artikel Terkait

Rekomendasi