Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa tarif PPN Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara lain, demikian pula dengan rasio pajaknya. Keputusan pemerintah untuk menaikkan tarif PPN menjadi 12 persen mulai tahun depan menuai reaksi dari masyarakat yang khawatir hal ini akan membebani perekonomian. Menanggapi kritik tersebut, Sri Mulyani menegaskan bahwa tarif PPN di Indonesia lebih rendah dibandingkan banyak negara, baik negara berkembang maupun anggota G20.
Dalam konferensi pers yang diadakan di kantor Kemenko Perekonomian pada 16 Desember 2024, Sri Mulyani menjelaskan perbandingan tarif PPN berdasarkan data IMF dan laporan PwC yang diolah Kementerian Keuangan. Saat ini, tarif PPN Indonesia sebesar 11 persen menempatkannya di antara negara dengan PPN 10 persen, seperti Kanada, Australia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan Vietnam, serta Filipina dengan tarif 12 persen. Vietnam, misalnya, baru saja memperpanjang pengurangan tarif PPN dari 10 persen menjadi 8 persen hingga pertengahan 2025.
Dari sisi rasio pajak terhadap PDB pada 2022, Indonesia masih rendah di angka 10,4 persen. Sebagai perbandingan, Brasil memiliki tarif PPN 17 persen dengan rasio pajak 24,67 persen, Afrika Selatan dengan PPN 15 persen memiliki rasio pajak 21,4 persen, sementara India, Turki, Filipina, dan Meksiko masing-masing memiliki tarif PPN dan rasio pajak yang lebih tinggi.
Sri Mulyani menyebutkan bahwa posisi Indonesia saat ini menunjukkan perlunya langkah perbaikan dan reformasi, meskipun tidak berarti tarif pajak harus dinaikkan setinggi negara lain. Ia juga menekankan kehati-hatian pemerintah dalam menerapkan kebijakan PPN, belajar dari pengalaman kenaikan tarif dari 10 persen menjadi 11 persen pada April 2022. Saat itu, kondisi ekonomi Indonesia cukup stabil, dengan berbagai indikator menunjukkan perbaikan.
“Pada saat 2023 itu harga komoditas juga sudah mulai turun, seperti yang kita rasakan sampai 2024 ini. Kami melihat jumlah dari peningkatan pekerja, pekerja formal, dan juga setoran PPh (pajak penghasilan) 21 itu mengalami kenaikan double digit, serta inflasi yang terus terjaga rendah,”
Sumber: