Waspada Varian Baru COVID-19, Kemenkes Pastikan Situasi Masih Terkendali

Author PhotoSelvia Anggraini
03 Jun 2025
IMG_9492

Munculnya varian baru COVID-19 kembali menguji kesiapsiagaan sistem kesehatan nasional. Meski beberapa negara di Asia Tenggara mengalami lonjakan kasus, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menegaskan bahwa situasi di dalam negeri masih terkendali dan tidak menunjukkan gejala keparahan seperti yang terjadi pada masa varian Delta dan Omikron.

Hal ini disampaikan langsung oleh juru bicara Kementerian Kesehatan RI, Widyawati, dalam wawancara bersama CNN Indonesia Newsroom, Selasa (3/6). Ia menyebut bahwa hingga saat ini, sebanyak 72 kasus telah terkonfirmasi, namun varian yang beredar belum termasuk kategori berbahaya.

“Jenis varian ini tidak memperparah keadaan, gejalanya pun mirip seperti batuk, pilek, dan demam biasa,” ujar Widyawati. “Surat edaran yang kami keluarkan sifatnya imbauan untuk meningkatkan kewaspadaan, bukan alarm bahaya.”

Genomic Surveillance Tetap Jalan

Widyawati menjelaskan bahwa pemerintah terus melakukan pengawasan ketat terhadap perkembangan global, termasuk melalui genomic surveillance atau pemantauan varian berbasis data genetik virus.

“Pemantauan dilakukan secara rutin lewat sistem Sentinel dan SKDR, termasuk pengawasan pada pelaku perjalanan luar negeri melalui platform Satu Sehat Health Pass,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa Indonesia tidak menerapkan pembatasan mobilitas, namun tetap melakukan asesmen risiko secara berkala di seluruh daerah.

Kesiapan Rumah Sakit dan Upaya Mitigasi

Menanggapi kekhawatiran publik soal kemungkinan lonjakan seperti tahun 2020, Widyawati memastikan bahwa rumah sakit di Indonesia tetap dalam kondisi siaga. Kapasitas tempat tidur dan ketersediaan layanan kesehatan dipantau secara berkelanjutan.

“Kami selalu koordinasi dengan rumah sakit di seluruh daerah. Saat ini, jumlah kasus masih dapat ditangani dan belum memerlukan penyesuaian besar,” ujarnya.

Kedisiplinan Prokes Jadi Kunci

Masyarakat diminta untuk terus menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), termasuk memakai masker jika sedang sakit, mencuci tangan, serta menjaga asupan gizi dan kondisi psikologis.

“Kita sudah belajar dari masa lalu. Sekarang, kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan sudah jauh lebih tinggi. Itu yang harus terus dijaga,” kata Widyawati.

Pesan Akhir: Jangan Panik, Tapi Tetap Waspada

Sebagai penutup, Widyawati menekankan pentingnya kehati-hatian tanpa harus menimbulkan kepanikan. Edukasi dan tindakan preventif harus tetap dijalankan oleh setiap individu, terutama saat mengalami gejala ringan.

“Kalau merasa kurang sehat, sebaiknya istirahat di rumah. Kalau gejala memburuk, segera konsultasi ke dokter. Jangan remehkan, tapi juga jangan takut berlebihan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Rekomendasi