Kondisi kemanusiaan di lapangan semakin memburuk, dengan banyak warga sipil kesulitan mencari tempat perlindungan yang aman. Seorang warga bernama Abu Osama Bahar mengungkapkan bahwa ia telah mengungsi sebanyak 15 kali sejak perang dimulai pada tahun 2023. Ia juga menyampaikan bahwa banyak keluarga, termasuk anak-anak, terpaksa tidur di jalan tanpa selimut atau perlengkapan dasar lainnya.
Bahar menegaskan bahwa dirinya dan para pengungsi lainnya adalah warga sipil yang hanya ingin menyelamatkan diri dari konflik. Mayoritas dari mereka adalah perempuan dan anak-anak yang melarikan diri dari zona-zona rawan serangan. Di tengah kepanikan, warga terlihat membawa barang seadanya dengan berjalan kaki, menggunakan gerobak motor, atau keledai.
Seorang warga lain, Amir Alrifi, menyampaikan seruan kepada umat Muslim di seluruh dunia untuk menunjukkan kepedulian terhadap situasi yang mereka hadapi. Ia menyatakan bahwa mereka telah mengungsi berkali-kali dan kini benar-benar kehilangan arah.
Krisis kemanusiaan di Gaza semakin mendalam, dan perhatian internasional sangat dibutuhkan untuk membantu meringankan penderitaan warga sipil yang terjebak dalam konflik yang berkepanjangan ini.