Iran Tidak Menuntut Mahasiswi yang Melepas Baju di Universitas Teheran

Author Photoportalhukumid
24 Nov 2024
Grup Stage of Freedom yang dipimpin oleh perempuan di London menggelar pertunjukan diam sebagai bentuk solidaritas untuk Ahoo Daryaei, yang ditahan di Teheran setelah berjalan di kampus Universitas Islam Azad dengan mengenakan pakaian dalam sebagai protes terhadap undang-undang hijab yang ketat di Iran. Foto Alamy Stock.
Grup Stage of Freedom yang dipimpin oleh perempuan di London menggelar pertunjukan diam sebagai bentuk solidaritas untuk Ahoo Daryaei, yang ditahan di Teheran setelah berjalan di kampus Universitas Islam Azad dengan mengenakan pakaian dalam sebagai protes terhadap undang-undang hijab yang ketat di Iran. Foto Alamy Stock.

Pada Selasa (19/11/2024), pengadilan di Iran memutuskan untuk tidak mendakwa seorang mahasiswi yang melakukan aksi protes di Universitas Islam Azad, Teheran, dengan melepas bajunya hingga hanya mengenakan pakaian dalam. Juru bicara pengadilan Iran, Asghar Jahangir, menjelaskan bahwa mahasiswi tersebut, yang ditemukan dalam kondisi sakit dan dibawa ke rumah sakit, akhirnya diserahkan kembali kepada keluarganya tanpa adanya tuntutan hukum yang diajukan. Jahangir tidak menyebutkan identitas mahasiswi tersebut dalam keterangannya.

Aksi tersebut viral setelah sebuah video beredar di awal November 2024, menunjukkan mahasiswi yang duduk dan kemudian melepas pakaiannya di tengah kampus, yang memicu kecaman dari pihak berwenang Iran. Negara ini dikenal dengan ketatnya aturan berpakaian yang mengharuskan wanita menutup seluruh tubuh, kecuali wajah dan tangan, sejak Revolusi Islam 1979. Menteri Sains Iran, Hossein Simaei, mengkritik tindakan tersebut sebagai tidak bermoral meskipun mahasiswi tersebut tidak diusir dari kampus. Di sisi lain, kelompok hak asasi manusia seperti Amnesty International mengklaim bahwa mahasiswi itu ditangkap secara paksa setelah aksinya sebagai bentuk protes terhadap penegakan hukum yang mereka anggap sewenang-wenang dalam penerapan aturan berpakaian. Namun, juru bicara pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, menanggapi tuduhan tersebut dengan membantah bahwa insiden ini terkait dengan aturan berpakaian, dan menyatakan bahwa ketelanjangan tidak dapat diterima di negara manapun. Mahasiswi tersebut, yang diketahui mengalami tekanan mental berat, kemudian diserahkan kepada pihak kepolisian. Iran sendiri sebelumnya diguncang oleh gelombang protes besar-besaran yang dimulai setelah kematian Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi yang meninggal dunia pada September 2022 setelah ditahan oleh polisi atas dugaan pelanggaran aturan berpakaian. Demonstrasi tersebut menyebabkan ratusan kematian dan ribuan penangkapan, termasuk di kalangan aparat keamanan.

Sumber:
https://www.kompas.com/global/read/2024/11/23/124600870/iran-tidak-dakwa-mahasiswi-yang-buka-baju-di-kampus-teheran

Artikel Terkait

Rekomendasi