7 Fakta tentang UNIFIL, Pasukan Perdamaian Internasional di Lebanon yang Diserang oleh Israel

Author Photoportalhukumid
19 Oct 2024
UNIFIL

Pasukan Perdamaian PBB, United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), baru-baru ini mendapat serangan dari Israel saat negara tersebut melakukan operasi militer di Lebanon, seperti yang dilaporkan oleh PBB. Peristiwa ini memicu reaksi keras dan intervensi dari Dewan Keamanan PBB (DK PBB), yang mengecam tindakan Israel. Menurut keterangan juru bicara UNIFIL, serangan terjadi ketika tank Merkava milik Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menembak sebuah menara observasi di markas UNIFIL di Naqoura. Serangan tersebut melukai dua anggota pasukan penjaga perdamaian yang berada di menara itu, menyebabkan mereka terjatuh.

Pihak Israel berdalih bahwa “kehadiran militernya” di wilayah tersebut disebabkan oleh konfrontasi dengan pejuang Hizbullah yang beroperasi di dekat posisi PBB. Berikut adalah beberapa fakta penting mengenai UNIFIL:

1. UNIFIL Didirikan pada 1978
UNIFIL adalah misi penjaga perdamaian yang dibentuk oleh DK PBB pada Maret 1978, segera setelah invasi Israel ke Lebanon. Pembentukan ini disahkan melalui Resolusi 425 dan 426, yang menyerukan agar Israel menarik diri dari wilayah Lebanon. Selain itu, resolusi tersebut juga memerintahkan pembentukan UNIFIL sebagai upaya untuk menjaga perdamaian di kawasan tersebut.

2. Tiga Misi Utama UNIFIL
Tujuan utama pembentukan UNIFIL adalah untuk memenuhi tiga misi: mengonfirmasi penarikan pasukan Israel dari Lebanon, memulihkan perdamaian dan keamanan di kawasan, serta membantu Pemerintah Lebanon dalam mengembalikan otoritas yang efektif di wilayahnya. UNIFIL beroperasi terutama di wilayah selatan Lebanon, yang berada di dekat perbatasan dengan Israel. Lokasi ini juga dikenal sebagai basis kelompok militan Hizbullah, sehingga membuat kehadiran UNIFIL sangat penting dalam menjaga stabilitas kawasan.

3. Bukan Pasukan Tempur
Meski anggota UNIFIL berasal dari berbagai angkatan bersenjata di dunia, mereka bukanlah pasukan tempur dalam misi ini. Sebagai penjaga perdamaian, mereka harus tetap netral dan tidak terlibat dalam pertempuran langsung. Dilansir dari Al Jazeera, mereka hanya dapat beroperasi atas persetujuan pemerintah negara tempat mereka ditempatkan, dalam hal ini Lebanon.

4. Lebih dari 10.000 Anggota dari 50 Negara
UNIFIL memiliki lebih dari 10.000 pasukan penjaga perdamaian yang berasal dari 50 negara berbeda. Selain itu, mereka juga didukung oleh sekitar 800 staf sipil di seluruh dunia. Negara-negara dengan kontribusi pasukan terbesar antara lain Indonesia (1.231), Italia (1.068), dan India (903). Negara-negara lain yang turut menyumbang pasukan termasuk Nepal, Ghana, Malaysia, Spanyol, dan Prancis. Setiap negara ini berperan penting dalam menjaga operasi dan keberlanjutan misi perdamaian di Lebanon.

5. Beroperasi di Wilayah Selatan Lebanon
Area operasi UNIFIL berada di wilayah selatan Lebanon, membentang dari Sungai Litani hingga Garis Biru, yang merupakan garis demarkasi sepanjang 120 km antara Lebanon dan Israel. Area ini mencakup sekitar 1.060 kilometer persegi (409 mil persegi), dengan UNIFIL memiliki 50 pos yang tersebar di wilayah tersebut. Markas besar UNIFIL terletak di Naqoura, di sudut barat daya Lebanon, dekat dengan perbatasan Israel.

6. Tugas Utama UNIFIL
Sebagai bagian dari misi penjaga perdamaian, UNIFIL bertanggung jawab untuk memantau dan menjaga stabilitas di sepanjang Garis Biru. Mereka juga bekerja sama dengan otoritas Israel dan Lebanon, yang diwajibkan memberi pemberitahuan sebelumnya mengenai setiap aktivitas di dekat area tersebut. UNIFIL secara rutin melakukan patroli dan operasi keamanan untuk memantau situasi di sepanjang perbatasan, membantu menjaga ketertiban dan meminimalisir risiko konflik di daerah yang rawan.

7. Peran UNIFIL Selama Invasi Israel
Sejarah UNIFIL diwarnai oleh beberapa kali invasi Israel ke Lebanon. Pada 1982, Israel melancarkan invasi besar ke Lebanon, bahkan mencapai ibu kota Beirut dan menduduki seluruh wilayah selatan. Selama periode tersebut, UNIFIL beroperasi di belakang garis Israel, berperan dalam melindungi warga sipil dan memberikan bantuan kemanusiaan. Meskipun tidak bisa mencegah invasi, mereka tetap berada di lokasi untuk misi kemanusiaan.

Pada tahun 2006, Israel kembali memasuki Lebanon selatan dalam perang singkat melawan Hizbullah yang berlangsung sekitar satu bulan. Perang ini berakhir setelah Dewan Keamanan PBB mengesahkan Resolusi 1701, yang menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah serta memastikan zona demiliterisasi yang aman di sepanjang perbatasan. Resolusi ini memperkuat mandat UNIFIL dan menambah jumlah pasukan mereka untuk menjaga stabilitas.

UNIFIL tetap menjadi salah satu misi penjaga perdamaian PBB yang paling signifikan di dunia, mengingat posisi strategis Lebanon yang berdekatan dengan Israel dan ketegangan historis di kawasan itu. Meski sempat mendapat serangan dan berada di bawah tekanan, UNIFIL terus berupaya menjalankan mandatnya untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan stabil bagi penduduk di selatan Lebanon. Namun, serangan terbaru dari Israel menunjukkan betapa rapuhnya perdamaian di wilayah ini, menandakan perlunya upaya diplomasi yang lebih kuat untuk mencegah konflik di masa mendatang.

Sumber:
https://international.sindonews.com/read/1475185/45/7-fakta-unifil-pasukan-penjaga-perdamaian-internasional-di-lebanon-yang-diserang-israel-1729307425/60

Artikel Terkait

Rekomendasi