Wapres Gibran: AI Resmi Jadi Kurikulum Wajib di Semua Jenjang Pendidikan Mulai Tahun Depan

WhatsApp Image 2025-05-06 at 16.34.33 (2)

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka membuat gebrakan baru di bidang pendidikan nasional. Dalam konferensi pers di Istana Wakil Presiden, Gibran mengumumkan bahwa mulai tahun ajaran 2025/2026, pelajaran artificial intelligence (AI) akan menjadi bagian dari kurikulum di seluruh jenjang pendidikan. Kebijakan ini berlaku untuk tingkat SD, SMP, SMA, hingga SMK di seluruh Indonesia. Gibran menegaskan, langkah ini diambil agar generasi muda Indonesia tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi global. Ia berharap, penguasaan AI dapat menjadi bekal penting bagi siswa menghadapi era digital.

Menurut Gibran, penerapan AI dalam kurikulum merupakan hasil diskusi panjang antara pemerintah pusat, Kementerian Pendidikan, dan para pakar teknologi. Ia menyebutkan bahwa AI bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan masa depan yang harus diantisipasi sejak dini. Dengan pembelajaran AI, siswa diharapkan mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Gibran juga menekankan pentingnya literasi digital sebagai fondasi utama dalam memahami teknologi kecerdasan buatan. Pemerintah ingin memastikan semua siswa, tanpa terkecuali, mendapatkan akses yang sama terhadap pendidikan teknologi.

Kebijakan ini mendapat dukungan penuh dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Menteri menyatakan bahwa kurikulum baru akan dirancang secara bertahap agar sesuai dengan tingkat perkembangan siswa di setiap jenjang. Untuk siswa SD, materi AI akan diperkenalkan dalam bentuk pengenalan konsep dasar dan permainan edukatif. Di tingkat SMP dan SMA, pembelajaran akan lebih mendalam, mencakup pemrograman sederhana, etika penggunaan AI, dan studi kasus penerapannya. Sementara di SMK, siswa akan diajarkan aplikasi AI yang relevan dengan dunia industri.

Gibran juga menyoroti pentingnya pelatihan guru dalam implementasi kurikulum AI. Pemerintah akan mengadakan program pelatihan intensif bagi para pendidik agar mereka siap mengajarkan materi baru ini. Kolaborasi dengan perguruan tinggi dan perusahaan teknologi akan dilakukan untuk mendukung pengembangan modul pembelajaran. Selain itu, pemerintah akan menyediakan sumber belajar digital yang dapat diakses secara gratis oleh seluruh sekolah. Gibran menegaskan, peningkatan kualitas SDM guru menjadi prioritas utama dalam suksesnya kebijakan ini.

Tidak hanya itu, pemerintah juga akan memperkuat infrastruktur teknologi di sekolah-sekolah. Bantuan perangkat komputer, internet, dan laboratorium digital akan diberikan secara bertahap, terutama untuk sekolah di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Gibran menyadari bahwa kesenjangan fasilitas masih menjadi tantangan besar dalam pemerataan pendidikan teknologi. Oleh karena itu, anggaran khusus telah disiapkan untuk mendukung kebutuhan sarana dan prasarana. Pemerintah juga membuka peluang kerja sama dengan sektor swasta untuk mempercepat pemerataan akses teknologi.

Sejumlah kepala daerah menyambut baik kebijakan ini, namun mereka juga mengingatkan perlunya kesiapan di tingkat lokal. Beberapa daerah, seperti Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, menyatakan siap mendukung implementasi kurikulum AI asalkan ada pendampingan dari pemerintah pusat. Mereka berharap ada pelatihan khusus bagi guru dan tenaga kependidikan di daerah. Selain itu, pemerintah daerah meminta agar regulasi teknis segera diterbitkan sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan. Gibran berjanji akan berkoordinasi dengan seluruh pemerintah daerah untuk memastikan kebijakan berjalan lancar.

Para pakar pendidikan menilai langkah ini sebagai terobosan penting dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. Mereka mengapresiasi keberanian pemerintah memasukkan AI ke dalam kurikulum sejak dini. Namun, mereka juga mengingatkan perlunya pengawasan agar materi yang diajarkan tidak terlalu berat bagi siswa usia dini. Pakar juga menekankan pentingnya pembentukan karakter dan etika digital agar siswa tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga bijak dalam penggunaannya. Evaluasi berkala terhadap kurikulum baru ini dinilai penting untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Sementara itu, orang tua murid menyambut antusias kebijakan ini, meski ada juga yang merasa khawatir. Sebagian orang tua berharap anak-anak mereka bisa lebih siap menghadapi persaingan global dengan bekal ilmu AI. Namun, ada juga yang mengkhawatirkan beban belajar anak akan bertambah berat. Untuk itu, Gibran menegaskan bahwa kurikulum AI akan dirancang menyenangkan dan tidak membebani siswa. Ia meminta dukungan dan partisipasi aktif dari orang tua dalam mendampingi anak-anak belajar teknologi.

Gibran juga menegaskan bahwa pengenalan AI di sekolah tidak akan mengurangi porsi pelajaran lain yang sudah ada. Pemerintah akan melakukan penyesuaian agar waktu belajar tetap seimbang dan tidak mengurangi hak anak untuk bermain serta berinteraksi sosial. Selain itu, materi AI akan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari agar lebih mudah dipahami siswa. Pemerintah berharap, dengan pendekatan kontekstual, siswa dapat melihat manfaat langsung dari pembelajaran AI. Gibran optimis, pendidikan Indonesia akan semakin maju dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Dengan berbagai persiapan yang dilakukan, Gibran yakin pelaksanaan kurikulum AI akan berjalan sukses mulai tahun ajaran depan. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama mendukung transformasi pendidikan ini. Pemerintah akan terus memantau dan mengevaluasi implementasi kurikulum AI di seluruh sekolah. Gibran berharap, lulusan sekolah Indonesia ke depan akan menjadi generasi yang cakap digital, kreatif, dan siap bersaing di kancah global. Ia menutup pernyataannya dengan optimisme bahwa pendidikan adalah kunci utama kemajuan bangsa.

Artikel Terkait

Rekomendasi