Jakarta — Pakar digital forensik Josua M. Sinambela mengungkap fakta mengejutkan terkait polemik dokumen skripsi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ramai diperbincangkan publik. Dalam pernyataannya, Josua membantah klaim Roy Suryo dan kelompoknya yang menyatakan memperoleh dokumen tersebut secara mandiri dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Menurut Josua, foto dan video yang dipersoalkan sejatinya merupakan dokumentasi pribadi miliknya.
Josua menjelaskan bahwa dokumentasi tersebut awalnya ia bagikan kepada Rismons Sianipar melalui platform berbagi file bernama PARC. Namun, ia menyayangkan dokumentasi yang semestinya digunakan untuk kepentingan objektif itu justru dimanfaatkan oleh Roy Suryo dan timnya (JS) untuk membangun narasi dugaan pemalsuan ijazah Jokowi.
“Saya menyesalkan bagaimana dokumentasi pribadi ini digunakan untuk menyudutkan Presiden. Padahal, niat awal saya adalah untuk memberikan klarifikasi berbasis bukti digital,” ujar Josua dalam keterangannya.
Josua juga membantah tudingan bahwa Roy Suryo mendapatkan dokumen tersebut dari perpustakaan UGM. Ia menegaskan bahwa file yang dianalisis Roy Suryo adalah kiriman langsung darinya yang dikirimkan kepada Rismons sejak Maret 2025.
“Saya sudah menjalin komunikasi langsung dengan Rismons sejak Maret, dan seluruh dokumen yang digunakan Roy Suryo itu berasal dari saya, bukan hasil penelusuran mereka sendiri,” tegasnya.

Mahasiswi Magister Ilmu Hukum USU,
Ig:@selviaanggrainy