portalhukumid
Pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al Assad dilaporkan menahan dan menghukum mati remaja-remaja dengan tuduhan terlibat dalam aktivitas terorisme. Sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh Syrian Investigative Journalism Unit (SIRAJ) mengungkap bahwa sejak 2011, pemerintah Suriah telah menangkap anak-anak di bawah usia 18 tahun dan mengeksekusi mereka setelah mereka mencapai usia dewasa.
Tim yang terdiri dari jurnalis investigasi dan pengamat melakukan penelitian berdasarkan informasi dari sumber-sumber pemerintah serta wawancara eksklusif dengan keluarga korban. Penyelidikan tersebut juga memanfaatkan informasi dari sumber terbuka, termasuk media sosial.
Hasil dari penyelidikan tersebut menunjukkan adanya daftar 25 anak Suriah yang hilang, yang kemudian dikirim ke pengadilan militer dan dijatuhi hukuman mati. Penyelidikan mengonfirmasi bahwa anak-anak dalam daftar tersebut diculik secara paksa oleh pasukan pemerintah dan dinas keamanan.
“Anak-anak tersebut juga menjadi sasaran penyitaan harta benda, baik bergerak maupun tidak bergerak, meskipun mereka masih di bawah umur,” lapor Middle East Monitor (MEMO).
Tim investigasi juga menemukan bahwa rezim Suriah menggunakan metode ilegal untuk menjatuhkan hukuman mati kepada anak-anak ini dengan mengacu pada Undang-Undang Anti-Terorisme.
“Penyerahan tahanan kepada pengadilan militer jelas menunjukkan bahwa tidak ada supremasi hukum di Suriah,” kata pengacara Muhannad Sharabati dari Support Unit Syrian Legal Development Program (SLDP).
“Kekuasaan eksekutif yang diwakili oleh pemimpin rezim sepenuhnya mendominasi kekuasaan legislatif dan yudikatif, yang mengarah pada penerapan undang-undang dan pengadilan luar biasa yang tidak mematuhi standar hukum internasional, seperti pengadilan militer,” tambahnya.
