Lebih dari 7.000 aktivis pro-Palestina dari berbagai negara Afrika Utara memulai konvoi darat menuju perbatasan Rafah, Senin (9/6) pagi waktu setempat. Konvoi ini bertujuan untuk membuka jalur kemanusiaan ke Jalur Gaza yang tengah mengalami krisis akibat blokade selama dua bulan terakhir.
Dilansir dari The Jerusalem Post, para peserta konvoi berangkat dari Tunisia dengan menumpangi sekitar 300 kendaraan. Mereka berasal dari berbagai negara, termasuk Maroko, Libya, Mauritania, Aljazair, dan tuan rumah Tunisia. Selain aktivis, turut serta pula kalangan profesional seperti dokter, pengacara, hingga mahasiswa.
Konvoi sepanjang 48 kilometer ini diperkirakan akan menempuh perjalanan selama tiga hari sebelum tiba di perbatasan Rafah, Mesir. Mereka membawa makanan, obat-obatan, serta bantuan kemanusiaan lainnya untuk masyarakat Gaza.
Kelompok penyelenggara menyatakan bahwa para aktivis berencana tinggal di kawasan Rafah antara tanggal 15 hingga 19 Juni 2025. Namun, keberhasilan misi ini masih bergantung pada izin dan koordinasi dengan otoritas Mesir.
Selama di Rafah, para peserta konvoi akan melakukan pertemuan dan negosiasi bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), perwakilan diplomatik, dan organisasi kemanusiaan guna mendorong pembukaan kembali terminal perbatasan Rafah bagi pengiriman bantuan.
Konvoi ini merupakan bagian dari Pawai Global ke Gaza yang akan digelar secara serentak pada 15 Juni 2025, dan diikuti oleh aktivis dari lebih dari 50 negara. Tujuannya adalah untuk menekan komunitas internasional agar segera mengakhiri blokade terhadap Gaza dan menjamin akses bantuan bagi warga sipil yang terdampak konflik berkepanjangan.

Mahasiswi Magister Ilmu Hukum USU,
Ig:@selviaanggrainy