Korea Utara Nyatakan Percepatan Pengembangan Senjata Nuklir di Depan Dewan Keamanan PBB

Rudal Korea Utara (Foto: Kantor Berita Pusat Korea/Layanan Berita Korea melalui AP)
Rudal Korea Utara (Foto: Kantor Berita Pusat Korea/Layanan Berita Korea melalui AP)

Utusan Korea Utara untuk PBB, Kim Song, menyatakan pada Senin, 4 November 2024, bahwa Korea Utara berkomitmen untuk mempercepat program pengembangan senjata nuklirnya. Langkah ini diklaim sebagai respons atas ancaman dari negara-negara pemilik senjata nuklir yang dianggap bermusuhan dengan Korea Utara. Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah negara tersebut menguji coba rudal balistik antarbenua pertama tahun ini, di tengah ketegangan yang semakin memanas antara Korea Utara dan negara-negara Barat.

Kim Song mengungkapkan dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB bahwa ancaman nuklir yang dirasakan Korea Utara dari Amerika Serikat telah mencapai “titik kritis” dalam hal skala dan bahaya yang ditimbulkan. Peningkatan ketegangan ini tercermin dari langkah Korea Utara yang pada Selasa pagi kembali meluncurkan sejumlah rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Timur, yang berbatasan dengan Semenanjung Korea. Peluncuran ini juga dikonfirmasi oleh Penjaga Pantai Jepang, yang melaporkan bahwa rudal tersebut jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.

Pertemuan Dewan Keamanan PBB ini digelar untuk membahas uji coba rudal antarbenua Korea Utara yang berlangsung pada Kamis sebelumnya. Uji coba tersebut dinilai sebagai demonstrasi kekuatan oleh Korea Utara dalam menunjukkan kapabilitasnya untuk mengembangkan rudal dengan jangkauan yang mampu mencapai wilayah Amerika Serikat. Selain itu, Amerika Serikat dan Ukraina sebelumnya memperingatkan bahwa Korea Utara telah mengirimkan hampir 8.000 personel militernya ke wilayah Kursk di Rusia, dan ada kemungkinan besar pasukan ini akan segera dikerahkan ke medan perang di Ukraina. Amerika Serikat menuduh Rusia dan China memberikan perlindungan politik terhadap Korea Utara, sehingga negara tersebut lolos dari sanksi atau pengawasan ketat atas program nuklir dan rudal balistiknya.

Dalam pertemuan ini, Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, mengkritik sikap pasif Rusia dan China. Menurutnya, tindakan kedua negara ini secara tidak langsung mendorong Korea Utara untuk terus melanjutkan program nuklir dan rudalnya tanpa konsekuensi signifikan.

Di tengah meningkatnya ketegangan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan tak terduga dengan Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son Hui, di Kremlin. Pertemuan ini juga menjadi kesempatan bagi Choe untuk menyampaikan salam hangat dari Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, yang mungkin menjadi respons atas perhatian negara-negara Barat terkait potensi keterlibatan tentara Korea Utara dalam konflik di perbatasan Ukraina.

Sementara itu, Amerika Serikat dan Korea Selatan menandatangani nota kesepahaman baru yang berfokus pada peningkatan kerja sama di bidang energi nuklir sipil. Kesepakatan ini diharapkan memperkuat kendali terhadap ekspor teknologi nuklir, membantu melawan perubahan iklim, dan mendukung rantai pasokan energi, sekaligus membuka peluang ekonomi baru yang diproyeksikan bernilai miliaran dolar.

Sumber:
https://www.kompas.com/global/read/2024/11/05/120000470/korea-utara-umumkan-percepatan-pengembangan-senjata-nuklir-di-hadapan-dk

Artikel Terkait

Rekomendasi