Kekacauan di Israel: Ketakutan dan Ketidakpastian di Tengah Konflik dengan Palestina

Author PhotoSelvia Anggraini
29 Mar 2025
foto-kolase-bendera-palestina-dan-bendera-israel_169

Israel saat ini menghadapi situasi yang semakin sulit setelah keputusan untuk melanjutkan serangan terhadap Palestina. Langkah ini dianggap sebagai blunder oleh banyak pihak, terutama setelah serangan balasan dari Yaman dan kelompok Houthi. Rezim Benjamin Netanyahu tidak hanya dikecam oleh warga negaranya sendiri, tetapi juga ditinggalkan oleh banyak sekutunya, menjadikan Israel semakin bergantung pada dukungan Amerika Serikat.

Di tengah kekacauan ini, rakyat Palestina merasakan secercah harapan dengan datangnya bantuan kemanusiaan dari berbagai pihak. Setelah mengalami serangan brutal yang menghancurkan pemukiman dan fasilitas kesehatan di Gaza, warga Palestina menyambut bantuan tersebut dengan penuh harapan. Kezaliman yang dilakukan oleh Israel, yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan kerusakan yang meluas, telah menuai kecaman dari berbagai organisasi internasional, termasuk Uni Eropa.

Sementara itu, serangan militer Israel telah menimbulkan dampak buruk bagi negara tersebut. Masyarakat Israel kini hidup dalam ketakutan akan serangan balasan dari negara-negara Timur Tengah, termasuk serangan yang baru-baru ini terjadi di bandara Ben Gurion. Hal ini menyebabkan kerugian finansial yang signifikan dan membuat warga Israel merasa tidak aman untuk bepergian.

Demonstrasi besar-besaran pun terjadi di Israel, di mana ribuan orang turun ke jalan untuk menyuarakan ketidakpuasan terhadap pemerintah yang dianggap tidak mampu melindungi mereka. Banyak yang menilai bahwa Benjamin Netanyahu adalah penyebab utama dari perpecahan di dalam negeri, dengan kebijakan yang dianggap merugikan demokrasi dan hak-hak rakyat.

Di sisi lain, serangan dari kelompok militan seperti Hamas dan Houthi telah berhasil menghancurkan peralatan perang Israel, yang sebelumnya dianggap memiliki pertahanan yang kuat. Serangan ini semakin memperburuk situasi bagi Israel, yang kini merasa terancam dan panik.

Sementara itu, dukungan dari sekutu-sekutu Israel mulai berkurang. Negara-negara seperti Australia, Prancis, Jerman, dan Inggris mulai mengkritik tindakan Israel yang melanggar hak asasi manusia. Hanya Amerika Serikat yang masih menjadi harapan bagi Israel, meskipun dukungan tersebut juga mulai dipertanyakan oleh banyak pihak.

Kondisi militer Israel juga semakin menipis, dengan banyak tentara yang kelelahan dan mengalami gangguan mental akibat terus-menerus terlibat dalam konflik tanpa tujuan yang jelas. Banyak prajurit yang meminta untuk dipulangkan, dan beberapa perwira militer bahkan dipecat karena gagal mengendalikan situasi.

Dengan semua ketegangan dan ketidakpastian ini, banyak yang bertanya-tanya apakah pemerintah Israel akan semakin terpojok dan mundur dari aksi-aksinya. Situasi ini memerlukan perhatian dan solusi yang mendesak agar tidak semakin memperburuk keadaan di kawasan yang sudah rentan ini.

Artikel Terkait

Rekomendasi