Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa Indonesia dan Malaysia saat ini masih mengkaji kemungkinan untuk bersama-sama mengelola Blok Migas East Ambalat, yang merupakan wilayah perbatasan yang selama ini menjadi sengketa kedua negara.
Meski belum ada keputusan final, kedua negara bersepakat untuk membangun konsep pengelolaan bersama demi mengoptimalkan potensi minyak dan gas bumi di kawasan tersebut.
Jika kesepakatan tercapai, pengelolaan akan dilakukan oleh BUMN terkait, yakni Pertamina dari Indonesia dan Petronas dari Malaysia.
Blok East Ambalat secara geologi berada di Cekungan Tarakan, Laut Sulawesi, dengan kedalaman laut sekitar 2.000 meter dan area seluas 4.735 km². Kawasan ini dianggap memiliki kandungan migas yang cukup besar dan berpotensi bertahan hingga 30 tahun ke depan.
Menteri Bahlil menegaskan bahwa kerja sama ini bertujuan menghindari konflik dan menjaga kerukunan antar negara tetangga dengan prinsip saling menghormati kedaulatan masing-masing negara.
Pembentukan otoritas bersama (joint development authority) juga direncanakan sebagai wadah pengelolaan bersama sumber daya migas di Ambalat.
Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim telah sepakat secara bilateral untuk mulai mengelola Blok Ambalat bersama-sama, meski sengketa perbatasan maritim belum sepenuhnya selesai.
Pembahasan teknis dan skema pengelolaan masih berlangsung di tingkat kementerian terkait kedua negara.
Singkatnya, Indonesia dan Malaysia sedang membangun konsep dan kajian untuk mengelola Blok Ambalat bersama demi mutual benefit dan menjaga kerukunan, dengan Pertamina dan Petronas sebagai calon pengelola utama blok migas ini.
Sumber :
https://indoposco.id/nasional/2025/07/30/menteri-esdm-indonesia-malaysia-masih-kaji-blok-migas-east-ambalat
https://m.antaranews.com/berita/5003345/menteri-bahlil-indonesia-malaysia-masih-kaji-blok-migas-east-ambalat
https://www.liputan6.com/bisnis/read/6119686/bahlil-indonesia-dan-malaysia-bangun-konsep-kelola-blok-ambalat