Imbas Tarif Resiprokal Trump, Bagaimana Tatanan Perdagangan Internasional Akan Bertahan?

images (18)

2 April 2025 akan diingat sebagai hari yang bersejarah sekaligus mengkhawatirkan. Donald Trump, secara resmi memberlakukan kebijakan tarif resiprokal terhadap sejumlah mitra dagang utama dengan China sebagai target utama yang disebut sebagai “Liberation Day”. Kebijakan ini menetapkan tarif impor sebesar 10% hingga 145% terhadap produk-produk dari negara-negara yang dianggap menerapkan praktik perdagangan tidak adil terhadap AS.

Langkah ini memicu reaksi keras dari berbagai negara dan komunitas internasional. China sebagai negara yang paling terdampak, segera mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan menyebut kebijakan tersebut sebagai tindakan diskriminatif dan proteksionis.

Pakar hukum perdagangan internasional, Prof. Ariawan Gunadi menyatakan bahwa kebijakan tarif resiprokal Trump berpotensi melanggar prinsip-prinsip dasar WTO khususnya prinsip non-diskriminasi dan perlakuan yang sama terhadap semua anggota. “Kebijakan ini dapat memicu ketegangan ekonomi yang lebih luas dan mengganggu stabilitas perdagangan global,” ujarnya.

Selain itu, penggunaan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA) 1977 oleh Trump untuk memberlakukan tarif impor juga menuai kritik. Pakar hukum dari firma Wiley Rein, Tim Brightbill menyoroti bahwa penggunaan IEEPA untuk tujuan perdagangan belum pernah dilakukan sebelumnya dan dapat menghadapi tantangan hukum.

Dari perspektif hukum internasional, tindakan AS ini bertentangan dengan prinsip pacta sunt servanda yang mengharuskan negara-negara untuk mematuhi perjanjian internasional yang telah disepakati. Hal ini juga termasuk ketentuan-ketentuan dalam WTO.

WTO sebagai Organisasi Perdagangan Dunia sendiri menyatakan keprihatinannya atas tindakan unilateral AS dan menyerukan penyelesaian sengketa melalui mekanisme yang telah disepakati oleh anggota organisasi.

Di sisi lain Anthony Budiawan, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) menyatakan bahwa kebijakan Trump merupakan upaya untuk menciptakan perdagangan yang adil. “Ini bukan sekadar perang dagang, tetapi revolusi ekonomi yang dirancang secara matang untuk mewujudkan perdagangan yang adil,” katanya.

Namun, banyak negara memilih untuk tidak membalas dengan tarif serupa, melainkan mendorong dialog dan mediasi melalui WTO. Mereka menyadari bahwa konfrontasi terbuka hanya akan memperburuk ketidakpastian ekonomi global.

Dalam konteks ini, WTO kembali diuji efektivitasnya. Lembaga ini sejak 2020 mengalami tantangan struktural akibat lumpuhnya Badan Banding. Kini, dengan eskalasi perang dagang AS-China, muncul tekanan agar reformasi WTO segera dilakukan guna memperkuat otoritasnya dalam menyelesaikan sengketa tarif.

Dampak terhadap negara berkembang juga tidak bisa diabaikan. Negara-negara di Asia Tenggara yang menjadi bagian dari rantai pasok global khawatir bahwa tensi dagang ini akan mengganggu arus barang dan investasi, serta mendorong mereka untuk mengambil posisi diplomatik yang lebih hati-hati.

Dalam jangka panjang, pendekatan agresif berbasis tarif ini dinilai tidak berkelanjutan. Ekonom Joseph Stiglitz menyatakan bahwa “tarif bukanlah strategi pembangunan jangka panjang, melainkan alat taktis yang harus digunakan dengan penuh perhitungan, sesuai norma hukum internasional dan kepentingan global.”

Saat ini dunia menunggu apakah kebijakan tarif resiprokal Trump akan membuka ruang negosiasi atau justru memperpanjang ketegangan perdagangan internasional. Dalam dunia yang semakin terhubung, stabilitas hukum internasional menjadi taruhan besar dari kebijakan unilateralisme ekonomi ini.

Sumber

https://www.mnctrijaya.com/news/detail/70233/kebijakan-tarif-donald-trump-berpotensi-memicu-perang-dagang-jilid-ii

https://wartaekonomi.co.id/read556579/anomali-strategi-trump-pengusaha-bisa-tuntut-pembatalan-kebijakan-tarif

Anthony Budiawan: Tarif Resiprokal Trump adalah Revolusi Ekonomi Menuju Fair Trade?

https://www.hindustantimes.com/world-news/china-files-complaint-with-wto-against-trump-s-discriminatory-tariffs-101712414775687.html

https://www.newsweek.com/trump-announces-liberation-day-tariff-imports-1874240

https://www.reuters.com/world/us/trumps-liberation-day-tariffs-pose-test-global-trade-rules-2025-04-04

https://www.wto.org/english/news_e/news24_e/disp_04apr24_e.

https://www.project-syndicate.org/commentary/trump-tariffs-destroy-global-order-by-joseph-e-stiglitz-2025-04

Artikel Terkait

Rekomendasi