Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza telah resmi tercapai. Hal ini diumumkan Al Thani dalam konferensi pers di Doha, pada hari Rabu 15 Januari 2025 waktu setempat. Hal ini juga dapat dilihat melalui perkembangan situasi terbaru menunjukkan bahwa upaya mediasi tengah diupayakan oleh Mesir, Amerika Serikat (AS), dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata di Gaza.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Minggu mendesak kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu agar menyepakati gencatan senjata segera di Gaza melalui perundingan yang sedang berlangsung di ibu kota Qatar, Doha. Joe Biden berhadap kepemimpinannya dapat berhasil melakukan mediaso sebelum berkahir masa jabatannya pada tanggal 20 Januari 2025.
Dari awal Israel tak kunjung menghentikan agresinya di Jalur Gaza meski Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel segera mengakhiri serangannya ke Rafah di Gaza selatan yang kemungkinan melakukan pelanggaran Konvensi Genosida.
Agresi Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan 46.707 warga Palestina dan menyebabkan 110.265 lainnya cedera. Selain itu, lebih dari 10.000 orang lainnya masih belum ditemukan dan diduga terkubur di bawah reruntuhan rumah mereka yang hancur akibat pengeboman Israel di Gaza. Pihak Palestina dan organisasi internasional menyebut, mayoritas dari korban tewas akibat agresi Israel ini adalah wanita dan anak-anak. Agresi Israel juga menyebabkan hampir dua juta warga Gaza terpaksa mengungsi ke kota Rafah di Gaza selatan yang dekat dengan perbatasan Gaza-Mesir dan jadi semakin padat.
Melalui kesepakan ini, harapan baru pada kemanusiaan menjadi kabar baik. Warga palestina rayakan kesepakan gencatan senjata antara Israel dengan Palestina. Tidak hanya sebatas warga palestina, beberapa negara dan organisasi internasional serta elemen masyarakat internasional turut serta mendukung kesepakatan ini.
Pemerintah Qatar, Mesir, Amerika Serikat (AS) berjanji menjamin penerapan perjanjian gencatan senjata Gaza antara Israel dengan kelompok perjuangan kemerdekaan Palestina, Hamas, yang diharapkan mulai berlaku pada Ahad, 19 Januari 2025 dalam tiga tahap.
Tahap pertama kesepakatan akan berlangsung selama 42 hari, mencakup gencatan senjata, penarikan pasukan dan pengerahan kembali pasukan Israel di luar wilayah padat penduduk, pembebasan sandera dan tawanan. Tahap ini juga mencakup peningkatan upaya penyaluran dan penerimaan bantuan kemanusiaan yang aman dan efektif dalam skala besar di seluruh wilayah Jalur Gaza.
Kemudian dilanjutkan dengan proses pengembalian jenazah, kembalinya orang-orang yang mengungsi ke kediaman masing-masing di Jalur Gaza serta memfasilitasi para pasien dan korban cedera untuk mendapatkan perawatan.
Selanjutnya merehabilitasi rumah sakit, pusat kesehatan, dan tempat penjualan bahan pangan, mendatangkan pasokan pertahanan sipil dan bahan bakar, serta mendatangkan pasokan tempat tinggal bagi para pengungsi yang kehilangan rumah mereka akibat perang.
Sumber: