Parlemen Thailand pada Jumat, 5 September 2025, secara resmi memilih Anutin Charnvirakul sebagai Perdana Menteri ke-32 Thailand. Anutin, pemimpin konservatif Partai Bhumjaithai, mengalahkan lawan utamanya dari Partai Pheu Thai dalam voting yang menandai perubahan besar dalam lanskap politik Thailand.
Pemilihan Anutin menjadi momentum penting karena menandai kekalahan signifikan bagi keluarga Shinawatra yang mendominasi politik Thailand selama dua dekade terakhir. Keluarga ini telah memainkan peran sentral melalui Partai Pheu Thai, namun kali ini posisinya tergeser menyusul keputusan Mahkamah Konstitusi yang memberhentikan Paetongtarn Shinawatra, putri Thaksin Shinawatra, dari jabatannya karena pelanggaran etika dalam menangani sengketa perbatasan dengan Kamboja.
Anutin Charnvirakul, yang juga dikenal sebagai taipan bisnis konstruksi dan pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri serta Menteri Kesehatan, mendapatkan dukungan mayoritas dari 311 anggota parlemen dari total 492 suara. Dia meraih dukungan penting dari Partai Rakyat yang memiliki 143 kursi dengan syarat akan mengadakan pemilihan umum dalam waktu empat bulan ke depan sebagai bagian dari kesepakatan politik.
Pemilihan ini mencerminkan pergolakan dan ketidakstabilan politik di Thailand, yang telah melihat tiga perdana menteri berbeda menjabat dalam jangka waktu hanya dua tahun. Keluarga Shinawatra, yang memimpin sejak 2001, mengalami beberapa kali digulingkan melalui kudeta militer dan intervensi pengadilan, termasuk adiknya Yingluck Shinawatra yang digulingkan pada 2014.
Pemecatan Paetongtarn Shinawatra pada Agustus 2025 adalah yang kelima kalinya seorang pemimpin yang dianggap bagian dari keluarga Shinawatra diberhentikan oleh Mahkamah Konstitusi atas tuduhan pelanggaran etika. Hal ini semakin menunjukkan ketegangan antara kekuatan politik konservatif-royalis yang berpengaruh di Bangkok dan populis dari kalangan Shinawatra yang mendapat dukungan massa luas terutama dari kalangan bawah.
Anutin dikenal sebagai politisi pragmatis yang sebelumnya mendukung koalisi Pheu Thai, namun menarik diri menyusul ketegangan internal dan kontroversi terkait pengelolaan konflik perbatasan dengan Kamboja. Ia juga populer di kalangan masyarakat karena keberhasilannya dalam melegalkan ganja pada tahun 2022 sebagai Menteri Kesehatan, yang menjadi bagian dari kebijakan progresifnya.
Anutin kini menghadapi tantangan berat untuk memimpin pemerintahan minoritas yang rapuh dan berjalan dengan koalisi yang tidak penuh ideologi. Ia harus mengelola ketidakstabilan politik, menjaga dukungan parlemen, dan menyiapkan pemilihan baru dalam waktu dekat sambil mengatasi tekanan dari berbagai kelompok politik yang bertikai.
Para analis politik memperingatkan bahwa krisis politik Thailand belum berakhir dengan terpilihnya Anutin, karena masih banyak ketegangan antara kelompok politik lama, elit militer, dan kekuatan reformis. Ketidakpastian ini turut diperburuk oleh isu-isu hukum yang menimpa tokoh-tokoh besar seperti Thaksin Shinawatra, yang saat pemilihan meninggalkan negeri untuk berobat di Dubai, namun berencana kembali menghadapi persidangan yang menentukan nasib hukumnya.
Kerusuhan politik yang berulang menyebabkan dampak langsung pada ekonomi dan stabilitas sosial Thailand, dimana masyarakat dibagi antara pendukung reformasi dan kelompok konservatif yang mengutamakan stabilitas serta hubungan dekat dengan militer dan monarki.
Anutin sebagai politikus berlatar belakang bisnis konstruksi mewarisi jaringan keluarga yang kuat di bidang ekonomi dan politik. Ayahnya, Chavarat Charnvirakul, pernah menjadi Menteri Dalam Negeri dan dikenal luas. Keluarga Anutin juga memiliki perusahaan konstruksi besar yang telah mengerjakan berbagai proyek nasional termasuk pembangunan kantor parlemen baru.
Dalam pidato pasca terpilih, Anutin berjanji akan memprioritaskan persatuan nasional dan membawa stabilitas politik yang lama dinantikan. Ia menegaskan akan fokus pada agenda reformasi politik dan ekonomi dengan persyaratan mengadakan pemilihan umum baru yang adil dan transparan.
Sumber
https://news.detik.com/internasional/d-8097996/anutin-charnvirakul-terpilih-jadi-pm-baru-thailand