Amelia Putri, S.H
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan tanggapan terkait keraguan banyak pihak atas data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025 yang sebesar 5,12 persen secara tahunan. Meski angka ini mengejutkan dan di luar ekspektasi pasar, Sri Mulyani tetap percaya penuh pada Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai sumber data resmi. Ia menegaskan bahwa BPS memiliki metodologi yang transparan dan sesuai standar internasional serta menjaga integritas data tanpa pengaruh dari pihak manapun.
Sri Mulyani juga menjelaskan bahwa data pendukung untuk perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB), termasuk data konsumsi rumah tangga dan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), semua berasal dari BPS. Oleh karena itu, pemerintah berpedoman dan mempercayai data tersebut dalam merumuskan kebijakan ekonomi.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti turut membela integritas data yang dirilis, menyatakan bahwa perhitungan pertumbuhan ekonomi sudah berdasarkan standar internasional dan data pendukung yang telah dikumpulkan dengan matang.
Namun demikian, kritik tetap muncul dari para ekonom yang meragukan angka 5,12 persen karena indikator ekonomi lain seperti penjualan kendaraan bermotor, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur yang sedang dalam fase kontraksi, dan investasi yang menunjukkan pelemahan.
Kondisi ini memunculkan banyak spekulasi, termasuk raut wajah Sri Mulyani yang tampak datar dan tak menunjukkan antusiasme pada saat konferensi pers pengumuman, menimbulkan pertanyaan akan adanya kekhawatiran atau data lain yang belum terlihat di permukaan, walaupun secara resmi pemerintah tetap percaya dan menjalankan kebijakan berdasarkan data BPS tersebut.
Singkatnya, Sri Mulyani dan BPS bersikukuh mempertahankan validitas data pertumbuhan ekonomi 5,12 persen pada kuartal II 2025, meskipun ada keraguan dari kalangan ekonom dan analis terhadap keakuratan angka tersebut.
Sumber :
