Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia dikabarkan tengah menjajaki peluang investasi dalam rencana merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dan Grab Holdings. Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg dan dikutip oleh CNN Indonesia pada Jumat, 6 Juni 2025, di Jakarta. Danantara disebut sedang dalam tahap awal pembicaraan dengan GoTo untuk mengakuisisi saham minoritas dalam entitas gabungan hasil merger tersebut.
Langkah ini dianggap sebagai upaya pemerintah merespons kekhawatiran potensi monopoli apabila perusahaan teknologi terbesar di Indonesia dikuasai sepenuhnya oleh Grab, perusahaan asal Singapura. Bloomberg mengutip sumber yang mengetahui pembahasan tersebut menyatakan bahwa investasi Danantara bisa menjadi mekanisme untuk mempertahankan kepemilikan nasional atas entitas hasil penggabungan dua raksasa teknologi tersebut.
Isu merger antara GoTo dan Grab sendiri sudah bergulir sejak akhir 2020 dan kembali mencuat awal tahun 2025. Grab dikabarkan tengah menjajaki berbagai opsi kerja sama, termasuk skenario akuisisi GoTo dengan skema tunai, saham, atau kombinasi keduanya. Namun hingga kini belum ada keputusan final dan kedua pihak belum memberikan pernyataan resmi terkait penggabungan ini.
Menurut laporan Bloomberg pada Sabtu, 7 Juni 2025, Grab menargetkan kesepakatan merger dapat tercapai pada kuartal II 2025 dengan valuasi GoTo mencapai sekitar US$7 miliar. Namun proses negosiasi sempat melambat akibat kekhawatiran regulator, termasuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), yang mulai melakukan kajian terhadap potensi dampak merger tersebut terhadap persaingan usaha di Indonesia.
Danantara sendiri didirikan pada Februari 2025 dengan model serupa Temasek Holdings milik Singapura. Badan ini bertugas mengelola investasi strategis pemerintah Indonesia di berbagai sektor, termasuk teknologi. Dengan masuknya Danantara sebagai pemegang saham minoritas, pemerintah diharapkan dapat menjaga pengaruh dan kepemilikan dalam perusahaan teknologi besar nasional sekaligus mengurangi dominasi asing dalam sektor ini.
Meski demikian, hingga kini Danantara, GoTo, dan Grab belum memberikan konfirmasi resmi terkait pembicaraan investasi dan merger ini. Dalam keterangan resmi yang dikutip CNN Indonesia, Danantara menyatakan, “Kami saat ini masih dalam tahap penjajakan awal dan belum ada keputusan final terkait investasi di GoTo. Semua langkah akan dilakukan sesuai dengan regulasi yang berlaku dan untuk kepentingan nasional,” ujar perwakilan Danantara di Jakarta, 6 Juni 2025.
Para pengamat menilai keterlibatan Danantara sebagai upaya strategis pemerintah untuk menjaga kedaulatan ekonomi digital Indonesia. Namun, ada pula kekhawatiran bahwa intervensi negara dalam bisnis teknologi dapat mempengaruhi iklim persaingan usaha. Direktur Segara Institute, Piter Abdullah, mengingatkan pentingnya pengawasan agar merger dan investasi tidak menimbulkan dampak negatif bagi pelaku usaha lain maupun konsumen. Piter menyampaikan hal ini dalam wawancara dengan media pada Jumat, 9 Mei 2025, di Jakarta.
Secara finansial, GoTo masih mencatatkan kerugian signifikan pada 2024 sebesar Rp3,1 triliun, meskipun angka ini jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2025, GoTo menargetkan kinerja EBITDA yang disesuaikan bisa mencapai Rp1,4-1,6 triliun melalui efisiensi biaya operasional. Target ini menjadi salah satu pertimbangan dalam negosiasi merger dan investasi.
Sementara itu, Grab dilaporkan tengah mencari pendanaan sekitar US$2 miliar melalui pinjaman jangka pendek untuk mendanai potensi akuisisi GoTo. Namun, sumber pendanaan ini masih dalam tahap pembicaraan awal dengan institusi keuangan. Rencana investasi Danantara dalam merger GoTo dan Grab menjadi sinyal kuat keterlibatan negara dalam sektor teknologi digital Indonesia di tengah tantangan valuasi dan profitabilitas GoTo di pasar saham.
Dengan potensi akuisisi ini, pemerintah melalui Danantara berupaya menjaga pengaruh nasional di sektor teknologi yang sangat strategis sekaligus meredam kekhawatiran dominasi asing yang berlebihan. Meski demikian, proses ini masih menunggu keputusan final dan pengawasan ketat dari regulator agar merger dan investasi ini berjalan transparan dan adil bagi seluruh pemangku kepentingan.
Sumber
https://hasanah.id/potensi-merger-goto-dan-grab-danantara-diduga-akan-investasi-nasional