Senin, 11 Agustus 2025 — Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza City dan Almawasi, dua wilayah yang dianggap sebagai benteng terakhir kelompok Hamas. Serangan ini disebut sebagai bagian dari upaya untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di Jalur Gaza.
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, menyatakan bahwa langkah tersebut diperlukan demi menyudahi perang dalam waktu sesingkat mungkin. “Ini adalah keputusan yang sulit namun penting, demi masa depan Israel dan stabilitas kawasan,” ujar Netanyahu dalam pernyataan resminya.
Gaza City, yang merupakan kota terbesar di Jalur Gaza dengan populasi lebih dari 500.000 jiwa, saat ini menjadi target utama operasi militer Israel. Kota bersejarah ini dikenal sebagai pusat perdagangan dan budaya Palestina, namun kini berada di ambang kehancuran.
Rencana pendudukan penuh atas Gaza City diperkirakan dapat menyebabkan hingga 900.000 warga Palestina mengungsi. Kondisi ini memicu kecaman internasional, yang menilai serangan tersebut memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah.
Sementara itu, Almawasi—sebuah daerah kecil di pesisir selatan Gaza—juga menjadi sasaran operasi militer. Wilayah ini sebelumnya ditetapkan sebagai zona aman oleh Israel pada Desember 2023. Namun, kenyataannya, kondisi di Almawasi justru semakin padat, dengan fasilitas yang sangat minim. Bantuan kemanusiaan terbatas, dengan laporan kekurangan air bersih, makanan, dan layanan sanitasi dasar.
Meskipun disebut sebagai zona aman, Almawasi tidak sepenuhnya luput dari serangan udara, yang menambah penderitaan warga sipil di wilayah tersebut.
Netanyahu juga menyerukan perlunya mengganti Hamas dengan alternatif pemerintahan yang lebih damai dan dapat diterima oleh komunitas internasional

Mahasiswi Magister Ilmu Hukum USU,
Ig:@selviaanggrainy