Serangan Israel di Gaza Meningkat Saat Kunjungan Presiden AS Donald Trump

Author PhotoSelvia Anggraini
17 May 2025
IMG_8948

Pada Selasa, 13 Mei 2025, Israel melancarkan serangan udara yang intensif ke Jalur Gaza, bertepatan dengan kunjungan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ke Timur Tengah. Serangan tersebut mengakibatkan sedikitnya 50 warga Palestina tewas, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Serangan ini terjadi di wilayah Jabalia, Gaza Utara, di mana beberapa rumah terkena dampak serangan.

Menurut laporan media Israel, Muhammad Sinwar, seorang pemimpin Hamas dan saudara dari Yahya Sinwar, dilaporkan tewas dalam serangan yang menargetkan sebuah bunker komando bawah tanah dekat rumah sakit di Han Yunis, Gaza Selatan. Saksi mata melaporkan bahwa sebuah bulldozer yang mendekati lokasi serangan juga terkena dampak. Hingga saat ini, militer Israel belum memberikan komentar resmi mengenai serangan tersebut, meskipun mereka telah memperingatkan penduduk Jabalia untuk mengungsi pada malam hari.

Presiden Trump, yang tiba di Arab Saudi pada hari yang sama, menyatakan bahwa akan ada lebih banyak sandera yang dibebaskan dan menekankan bahwa rakyat Gaza layak mendapatkan masa depan yang lebih baik. Pembebasan Iden Alexander, seorang tentara Israel-Amerika oleh Hamas, dianggap sebagai langkah positif dalam upaya mencapai kesepakatan yang lebih luas. Namun, warga Gaza masih menghadapi kesulitan dalam menerima bantuan kemanusiaan akibat blokade yang diberlakukan oleh Israel sejak 2 Maret lalu.

Dalam pernyataan kontroversialnya, Trump mengusulkan agar Gaza diambil alih oleh Amerika Serikat dan diubah menjadi zona kebebasan. Usulan ini mendapat reaksi keras dari Hamas, yang menegaskan bahwa Gaza adalah bagian dari Palestina dan bukan properti yang bisa diperjualbelikan. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyambut baik gagasan Trump dan menyebutnya sebagai visi yang berani.

Sementara itu, serangan Israel terus berlanjut, dengan laporan terbaru menyebutkan bahwa serangan udara pada Rabu, 14 Mei 2025, menewaskan sedikitnya 120 orang, termasuk di antaranya anak-anak. Organisasi Kesehatan Dunia menyebut situasi di Gaza sebagai krisis total, dengan akses medis dan bantuan yang sangat terbatas.

Ketegangan antara Israel dan Hamas semakin meningkat, dengan Israel bertekad untuk melanjutkan operasi militer hingga Hamas berhasil dikalahkan. Di tengah situasi yang semakin memburuk, suara dunia semakin keras menuntut diakhirinya kekerasan dan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Artikel Terkait

Rekomendasi