Breivik yang Bertanggung Jawab atas Pembantaian 77 Orang Mengajukan Permohonan Pembebasan Bersyarat Kembali

Author Photoportalhukumid
23 Nov 2024
Anders Behring Breivik mendengarkan hakim di ruang sidang, di Oslo, Norwegia pada 24 Agustus 2012 (Frank Augstein—AP).
Anders Behring Breivik mendengarkan hakim di ruang sidang, di Oslo, Norwegia pada 24 Agustus 2012 (Frank Augstein—AP).

Anders Behring Breivik, ekstremis sayap kanan yang membunuh 77 orang dalam dua serangan di Norwegia pada tahun 2011, kembali mengajukan permohonan pembebasan bersyarat untuk kedua kalinya. Permohonan ini, yang diperkirakan akan ditolak, merupakan bagian dari prosedur hukum Norwegia yang memungkinkan seorang terpidana untuk mengajukan pembebasan bersyarat setelah menjalani 10 tahun hukuman, dengan pengajuan dimungkinkan setiap tahunnya.

Menurut laporan AFP, Breivik, yang kini berusia 45 tahun, pertama kali mengajukan permohonan pembebasan bersyarat pada Januari 2022, namun pengadilan menolaknya dengan alasan ada risiko jelas bahwa dia akan melanjutkan perilaku kekerasannya yang menyebabkan serangan pada 22 Juli 2011. Permohonan kedua ini telah memicu sidang yang dimulai pada Selasa (19/11/2024) dan diperkirakan akan berlangsung selama tiga hari. Dalam sidang ini, Breivik akan menyampaikan pernyataannya langsung di pengadilan yang diselenggarakan di sebuah gimnasium penjara Ringerike untuk alasan keamanan.

Breivik sebelumnya telah memanfaatkan kesempatan di pengadilan untuk mengungkapkan pandangan ekstremisnya. Pengacaranya, Oystein Storrvik, mengungkapkan bahwa mereka berharap pengadilan dapat mempertimbangkan perkembangan Breivik selama masa hukumannya, dan memberikan kesempatan baginya untuk memiliki kehidupan yang lebih baik dan masa depan yang lebih layak.

Pada tahun 2012, Breivik dijatuhi hukuman penjara selama 21 tahun, yang merupakan hukuman terberat yang ada di Norwegia saat itu. Namun, hukuman ini dapat diperpanjang selamanya jika dia masih dianggap sebagai ancaman terhadap masyarakat. Selama lebih dari 12 tahun, Breivik telah ditahan secara terpisah dari narapidana lain di penjara berkeamanan tinggi.

Pada Februari 2024, Breivik kehilangan gugatan yang diajukan terhadap negara Norwegia, di mana dia mengklaim bahwa isolasi yang dialaminya melanggar Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia, yang melarang perlakuan “tidak manusiawi” dan “merendahkan martabat.” Namun, negara membela kondisi tersebut dengan alasan bahwa pengawasan yang ketat dan isolasi adalah langkah yang perlu untuk mencegah potensi kekerasan yang lebih besar.

Pada 22 Juli 2011, Breivik melakukan serangan teror yang menggemparkan dunia. Ia meledakkan bom truk di dekat kantor pemerintah di Oslo, yang menewaskan delapan orang. Setelah itu, ia menuju Pulau Utoya, menyamar sebagai polisi, dan menembak mati 69 orang lainnya, kebanyakan remaja yang hadir di perkemahan musim panas sayap pemuda Partai Buruh. Breivik mengaku bahwa tindakan kekerasan ini dilakukan karena ia menentang multikulturalisme dan kebijakan imigrasi.

Sumber:
https://news.detik.com/internasional/d-7646228/pembantai-77-orang-breivik-ajukan-pembebasan-bersyarat-lagi/2

Artikel Terkait

Rekomendasi